Minggu, 09 Oktober 2016

Arang Waka

Pembuatan Arang dengan Kiln Drum Waka II
Pelatihan pembuatan arang diselenggaraakan di PPTAT pada tanggal 14 – 19 desember 2015. Kegiatan pelatihan diawali dengan penyampaian materi tentang konsep PPTAT, lalu pada malam harinya dilanjutkan dengan pemaparan teori tentang arang, aplikasi arang dan pembuatan arang dengan kiln drum waka II. Berikut akan kami uraikan secara singkat materi pembuatan arang dengan kiln drum waka II.
Kiln Drum Waka II diajarkan oleh seorang pembuat arang dari Jepang bernama Hirowaka. Kiln ini terbuat drum besi yang dilapisi tanah liat sebagai pembungkusnya. Bisa menggunakan 1, 2 atau 3 drum sekaligus. 
Setelah perangkat kiln terpasang dengan lengkap yang selanjutnya perlu dibuat adalah membungkus kiln dengan tanah agar panas kiln drum tidak terlalu terasa saat pembuatan arang. Selain itu pembungkus ini berfungsi agar panas bertahan dan agar tidak terjadi kebocoran saat pemadaman api (pendinginan).
Cara kerja drum kiln adalah sebagai berikut: api dinyalakan di pintu api, panas keluar yang keluar dari api masuk ke ruang kayu lewat atas ruang tanpa sekat. Jadi lidah api tidak mengenai kayu, hanya uap panas yang masuk ke adalam ruang kayu. Kayu yang terkena uap panas lama-kelamaan akan melepaskan air dan uap lainnya berupa asap. Asap tersebut akan keluar lewat cerobong. Jika kayu bahan arang sudah kering total maka akan menyala sendiri. Saat kayu menyala sendiri inilah yang disebut saat karbonisasi dan akan berlangsung terus sampai asap habis tanda pengarangan selesai. Jika asap sudah biru tipis maka semua jalur udara/oksigen harus ditutup untuk memadamkan arang baik jalur pintu api maupun mulut cerobong. Penutupan pintu api dan cerobong disebut saat pendinginan. Cara kerja ini adalah kunci sukses membuat arang. Pembuat arang harus paham betul akan cara kerja ini agar dapat membuat arang yang berkualitas. Suatu pembakaran terhadap material kayu bahan arang terjadi bila syarat-syarat pembakaran terpenuhi: 1) ada kayu; 2) ada api; 3) ada oksigen. Proses pembuatan arang dengan kiln terjadi dengan mengatur aliran masuk oksigen dalam kiln dengan membesarkan atau mengecilkan pintu api dan cerobong. Pemadaman api cukup dengan menutup seluruh pintu masuk oksigen baik pintu api maupun cerobong. Selanjutnya mari kita simak cara membuat arang dengan kiln drum waka II dengan lengkap.
Tahap-tahap proses pembuatan arang
Penyusunan Kayu
Tahap ini adalah tahap memasukkan dan menyusun kayu ke dalam kiln drum. Carilah kayu yang berkualitas, sudah dikering anginkan kira-kira 2 minggu. Potong-potong sesuai panjang ruang kayu dalam kiln. Carilah kayu lurus berdiameter kurang-lebih 5 – 10 cm. Kayu lurus lebih mudah disusun dan muatannya banyak dibanding kayu bengkok. Diameter kayu juga menentukan lama proses pembuatan dan tingkat kekerasan arang.
Ketika menyusun kayu dalam kiln harus dipahami bahwa kayu yang terkena panas api paling awal dan kayu yang paling dekat dengan sumber api adalah kayu berdiameter besar dan masih dalam keadaan basah. Sedangkan kayu-kayu berdiameter kecil disusun di dasar kiln. Penyususan semacam ini akan berpengaruh terhadap jumlah hasil arang. Kayu-kayu yang dekat dengan sumber api/paling awal terkena panas akan cepat kering dan terbakar sementara yang lain belum. Ketika kayu-kayu bagian bawah jadi arang, kayu-kayu dekat sumber api sudah jadi abu. Karena itu didekat sumber api harus kayu-kayu besar. Setelah kayu-kayu dimasukkan dalam kiln, tutup kiln dipasang pada tempatnya dan diplester dengan tanah liat basah. Lalu dikubur lagi dengan pembungkus tanah.
Pengeringan
Setelah kilin dalam keadaan siap, masukkan kayu bakar di pintu api kiln. Pada tahap awal pembakaran sebaiknya digunakan kayu-kayu kecil dan kering agar mudah menyala. Nyala api di depan mulut kiln tidak boleh padam sampai saat karbonisasi. Jika nyala api padam sebelum karobonisasi maka proses pengeringan akan menjadi lama dan semakin banyak bahan bakar kayu. Pembakaran dipintu api bertujuan untuk mengeringkan kayu bahan arang sampai terjadi karbonisasi. Karbonisasi adalah saat kayu dalam kiln terbakar sendiri dan panas didapat dari kayu yang terbakar dalam kilin tersebut. Pada saat ini kita tidak memerlukan kayu bakar lagi. Cerobong juga diperkecil dengan bata sedangkan pintu api diperkecil dengan bata atau tanah disisakan sebesar 3cm x 5 cm dengan tujuan untuk memperkecil aliran oksigen yang masuk. Jadi kayu bahan arang akan menjadi arang secara perlahan-lahan kurang lebih selama 10 – 12 jam. Hal ini akan mentukan kualitas arangnya.

Karbonisasi
Pada saat karbonisasi bahan kayu sudah terbakar secara perlahan-lahan dan dalam keadaan tanpa lidah api. Prosesnya seperti nyala api dalam sekam. Yang paling penting bagi si pembuat arang adalah memahami kapan saat karbonisasi ini mulai. Karena pembuat arang tidak tahu apakah kayu dalam kiln sudah menyala atau belum maka ia harus menggunakan alat termometer atau dengan pengamatan visual terhadap asap di cerobong.
Pada saat karbonisasi mulai suhu termometer asap cerobong berkisar 82o C dan tinggi suhu ini paling tidak sudah berlangsung kurang lebih 1 jam. Jika tidak ada termometer, pembuat arang harus mengenal kondisi asap saat karbonisasi. Asap dapat dijadikan indikator saat karbonisasi. Ciri-ciri asap saat karbonisasi adalah: 1) asap berwarna putih kelabu menyembur keluar dengan cepat lewat cerobong (seperti asap knalport); 2) bau asap menyengat hidung dan membuat mata sangat perih; 3) asap cair yang keluar terasa asam dan asin. Inilah beberapa indikator kabronisasi. Jika api dipintu api dipadamkan suhu cerobong tidak turun dan asap tidak berkurang. Jika penentuan sasat karbonisasi sudah benar maka api di pintu api di padamkan secara perlahan-lahan dan kemudian pintu api diperkecil dengan tahan atau bata. Cerobong juga ditutup setengah dengan bata untuk memperkecil pengeluaran asap. Karbonisasi sampai saat pendinginan biasanya berlangsung kurang lebih 12 jam.
Penyempurnaan
Jika asap dicerobong sudah terlihat biru tipis atau kondisi cerobong nyaris tanpa asap, maka saatnya si pembuat arang melakukan refining atau tahap penyempurnaan. Tahap ini diperlukan untuk memurnikan arang terutama dari ter. Caranya dengan membuka semua penutup oksigen. Pintu api dan cerobong dibuka secara penuh agar oksigen masuk secara penuh lewat pintu api dan keluar lewat cerobong. Biarkan kondisi ini selama 1 – 1 ½ jam. Setelah itu baru masuk ke tahap selanjutnya.
Pendinginan
Tahap ini adalah tahap pemadaman api karena itu disebut saat pendinginan. Caranya dengan menutup semua jalur oksigen. Tutup pintu api terlebih dahulu dengan tanah liat basah dan tidak boleh ada kebocoran. Setelah itu tutup cerobong dengan tanah basah yang dibungkus dengan karung. Periksa apakah ada asap keluar saat melakukan penutupan jalur oksigen ini. Jika tidak ada asap keluar berarti penutupan berhasil. Api dalam kilin akan padam dengan sendirinya. Pendinginan biasanya berlangsung selama 8 - 10 jam. Setelah cukup dingin arang dapat dipanen. Arang yang baik adalah arang yang keras, bunyinya berdenting seperti besi, dan bisa menjadi konduktor listrik seperti besi (arang bebas dari ter).


Demikian teori tentang pembuatan arang dengan kiln drum waka II dan disampaikan pertama kali saat pelatihan pada tanggal 14 desember 2015 kepada 15 peserta. Pada tanggal 15 desember 2015 praktek pembuatan arang mulai dilaksanakan pada jam 08.00 pagi. Dimulai dengan pembungkusan kiln dengan tanah, pengisian kayu. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing menangani 1 kiln drum. Kelompok 1 didampingi oleh Rudy Utama, kelompok 2 didampingi oleh Hari dan Abeng, kelompok 3 didampingi oleh Joko Santoso. Material bahan arang adalah kayu leban untuk kelompok 1, kayu rambutan kelompok 2 dan kayu campuran untuk kelompok 3. Berat rata-rata material bahan arang adalah 170 kg. Setiap kelompok melakukan pencatatan seluruh proses. Pembuatan arang tahap pertama adalah proses full training artinya didampingi secara penuh. Berikut adalah data proses pembuatan arang setiap kelompok.
TEORI PEMBIBITAN DAN PENANAMAN TANAMAN
PPTAT - Yayasan Dian Tama
Disusun oleh Urbanus Harianto
Pembibitan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan bibit tanaman, terutama tanaman buah-buahan seperti rambutan, mangga, durian, lengkeng, dll atau bisa juga untuk tanaman hutan (meranti, leban, tengkawang). Pembibitan dapat disediakan memalui cara generatif maupun vegetatif. Pengembangbiakan  secara generatif dapat diupayakan melalui perkecambahan biji/benih yang tersedia di bawah tegakan induk alami atau secara khusus didapat dari kebun benih atau dengan cabutan alam atau stump (Vegetatif). Selain itu bibit juga dapat dikembangkan melalui cangkok, okulasi, menyambung, stek, dll.

PEMBIBITAN DENGAN CARA GENERATIF (DARI BIJI)
Penyiapan Media Perkecambahan :
1.      Campurkan 1 bagian pasir dengan 1   bagian tanah bagian top soil.
2.      Siram media dengan gembor sampai   keadaan lembab (tidak kering dan tidak  terlalu basah)
3.      Susun Biji di atas media persemaian
4.      Setelah perkecambahan berdaun  4  pindahkan ke polybag

PEMBIBITAN DENGAN CARA VEGETATIF (BIBIT CABUTAN)
Bibit yang berasal dari biji  tidak serta merta tersedia setiap bulannya.  Pengadaan bibit yang berasal dari cabutan dilakukan  jika tidak sedang musim buah. Cabutan adalah bibit yang didapat dengan cara mencabut anakan alam yang tumbuh di sekitar pohon induk / tegakan benih.
Ciri-ciri anakan  yang baik untuk cabutan: 1) Berbatang lurus dan diameter pangkal batangnya 3-4 mm, 2) Tinggi bibit  adalah kurang lebih 30 cm, 3) Percabangannya minimalis, 4) Perakarannya lurus dan 5) Bebas dari hama penyakit.


PERLAKUAN BIBIT CABUTAN ALAM
(Untuk pencarian bibit yang jauh dari lokasi penanaman)
1.      Bibit yang telah dicabut akarnya dibungkus dengan lumut basah atau koran basah
2.      Kemudian dimasukan dalam kantong pelastik besar
3.      Keluarkan udara dari dalam kantong plastik kemudian diikat dengan karet gelang
4.      Kantong yang ada bibitnya kemudian dimasukan didalam kardus.
5.      Bibit cabutan alam siap dibawa ke pembibitan
6.      Siap Disemai di dalam polybag

CARA PERSEMAIAN BIBIT CABUTAN ALAM
BAHAN:
1. Tanah top soil(humus)                     : 1 bagian
2. Kompos arang                                 : 0,5 bagian

CARANYA:
1.     Campur 1 bagian tanah dengan 0,5 bagian kompos arang aduk rata(tercampur merata)
2.     Campuran tanah dan kompos arang tersebut dimasukan kedalam polybag sebanyak ¾ bagian
3.    Anakan cabutan alam yang telah di pangkas daun dan akar  masukan  ke dalam polybag,kemudian tutup dengan media  sebanyak   ¼ bagian (sampai leher akar)
4.    Susun poly bag di rumah semai di siram lalu ditutup  dengan sungkup.

SUNGKUP
Sungkup dari plastic dapat  mengurung udara yang lembah setelah penyiraman dan mempertahankannya dalam keadaan lembah selama beberapa waktu sampai ada penyiraman lagi. Kondisi ini menyebabkan permukaan media  tetap lembab yang merupakan kondisi yang sesuai untuk persemaian . Berbeda dengan kondisi tanpa sungkup, dimana kondisi udara dipermukaan media cepat berubah. Kondisi ini menyebabkan permukaan media cepat kering sehingga tanaman kekurangan air,menjadi kering dan mati.

PEMELIHARAAN PERSEMAIAN
Penyiraman
·         Bibit yang di dalam sungkup di siram setelah embun yang di dalam sungkup hilang dan media tanam kering,untuk membuka sungkup di lakukan di bawah jam 9 pagi atau diatas jam 17.00 karna kalau dilakukan di atas jam 09.00 atau di bawah jam 17.00 kelembaban di dalam sungkup akan turun dengan derastis.
·         Bibit stelah berdaun 2 tingkat(4 daun) di pindahkan ke persemaian.Sebelumnya diadaptasikan dulu dengan membuka pintu sungkup,seminggu kemudaian sungkupnya.
·         Bibit di persemaian disiram 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman tergantung pada cuaca. Bila hujan tidak turun dilakukan penyiraman(untuk persemaian di bawah pohon atau atap paranet.
Penyiangan
·         Penyiangan di lakukan kalau di poly bag atau di sekililing poly bag di tumbuhi rumput – rumputan.
Pengendalian Hama Penyakit
·         Kalau persemaian di serang hama (ulat) kalau serangan di bawah 30 % di biarkan saja akan tetapi kalau 40 % keatas pengendalian hama dengan cara :
·         Membuang ulat
·         Menyemprot dengan campuran :
·         Cairan cuka kayu dicampur air dengan perbandingan 1 per 100 kali atau
·         Cairan daun pepaya di semprotkan ke daun persemaian,bisa juga dengan akar tuba yang di tumbuk dicampur air
Bibit siap tanam dengan memperhatikan ciri – ciri sebagai berikut :
1.      Bibit berumur 6 – 8 bulan
2.      Tinggi bibit kurang lebih 30 cm
3.      Batang lurus dan kuat
4.      Daun lebat dan bewarna hijau segar serta tidak berlobang
5.      Akar kokoh,siap menunjang batang

PERSIAPAN PENANAMAN
1.      Mempersiapkan lahan penanaman
·         Pengukuran jarak penanaman ( 5 m x 5 m)  kemudian dipasang ajir (diameter kuranglebih 3 cm   dan  panjang 1,5 m)
·         Pembersihan jalur tanam

2.      Penggalian lubang tanam
·         Lubang tanam dibuat dengan ukuran P 30 cm x L 30 cm x D 30 cm dan galilah sesuai ukuran.
·         Tanah bagian atas diletakkan terpisah dengan tanah bagian bawah. Untuk daerah datar lubang tanam langsung digali, untuk daerah miring dibuat teras terlebih dahulu baru dibuat lubang tanam.

PENANAMAN
·         Masukan pupuk kompos arang ke lubang yang telah digali tadi kurang lebih 0,5 kg
·         Campurkan dengan tanah bagian atas (tanah atas ada humusnya).
·         Ambil bibit yang sudah siap untuk ditanam. Tanah di dalam polybag dipadatkan dengan cara meremas-remas polibag secara hati-hati kemudian robeklah polybag dengan menggunakan pisau dan keluarkan bibit dari polybag. Saat mengeluarkan harus perlahan agar tanah tidak hancur.
·         Letakkan bibit di lubang tanam yang telah digali tadi, kemudian tutup dengan tanah atas yang sudah dicapur dengan kompos arang. Tinggi timbunan tanah sampai pada leher akar.
·         Tutuplah tanah sekitar batang tanaman dengan daun-daun kering. Tujuannya untuk mengurangi penguapan sehingga tanaman tetap lembab.
·         Tancapkan ajir di dekat tanaman dan letakkan polybag di atas ajir sebagai tanda adanya penanaman.
·         Sebaiknya waktu penanaman dilakukan pada musim hujan.

PEMELIHARAAN
·         Setelah satu bulan lakukan penyulaman bila ada tanaman yang mati atau tumbuhnya kurang baik.
·         Lakukan penyiangan dari gulma atau rumput (kurang lebih 3 bulan sekali)
·         Lalu melakukan pendangiran (tahun 1, 2 dan 3) sampai nampak tanaman menjadi sehat dan tak akan kalah oleh rerumputan atau gulma.
·         Usahakan tanaman mendapat sinar matahari yang cukup (tidak terlalu terlindung). Jika terlalu terlindung oleh pohon lain bisa dilakukan penebangan atau pemangkasan.
·         Berikan pupuk kompos arang susulan setiap tahun sebanyak 2 kg / pohon.
   

Demikian teori singkat tentang pembibitan dan penanaman tanaman. Semoga bermanfaat.


Sabtu, 01 Oktober 2016

ARANG DAN CUKA KAYU


CUKA KAYU DAN ARANG DALAM PERTANIAN
Bagaimana meningkatkan kualitas lahan sambil mengurangi ketergantungan pada agro kimia
Oleh:
Sadakichi, Kishimoto and Hirowaka Tsuyoshi

ARANG DAN CUKA KAYU: IKHTISAR
Ketika kayu dibakar di udara terbuka, itu akan menjadi abu. Namun, jika dipanaskan dalam wadah tertutup atau lingkungan kedap udara, itu pirolisis (Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.), atau diubah melalui aksi panas akan menjadi arang. Selama proses karbonisasi, asap dilepaskan. Jika asap ini didinginkan, cairan dapat dikumpulkan. Cairan ini, jika dibiarkan diam, akan terpisah menjadi tiga lapisan yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Sebuah cairan berminyak menempati lapisan atas sementara tar kental kayu mengendap di bagian bawah. Lapisan tengah terdiri transparan, cairan kekuningan-coklat yang biasa disebut cuka kayu mentah.

Sampai saat ini, arang dan cuka kayu telah digunakan terutama di bidang-bidang lain selain pertanian. Arang telah digunakan sebagai bahan bakar, pengolahan limbah dan amplas logam. Cuka kayu telah digunakan dalam berbagai cara, termasuk sebagai bahan dalam obat-obatan, tambahan untuk pakan ternak, sebagai deodoriser (penghilang bau), sebagai mordant (pewarnaan) dalam proses pencelupan, fasilitator dalam proses fermentasi, filter dalam pengolahan limbah dan bahan baku di berbagai industri lainnya.
Namun, baru-baru ini petani dan peneliti pertanian telah beralih ke penggunaan arang dan cuka kayu sebagai alternatif bahan kimia dalam meningkatkan hasil panen dan mengendalikan hama. Menurut penelitian dan uji coba lapangan baru-baru ini, berikut ini adalah beberapa manfaat menggunakan arang dan cuka kayu di bidang pertanian.

MANFAAT PENGGUNAAN ARANG
1.      Karena kenyataan bahwa arang sangat berpori, itu adalah filter efisien udara dan air, dan menyerap dan mudah mempertahankan kelembaban. Oleh karena itu juga meningkatkan karakteristik fisik tanah seperti permeabilitas air dan retensi air.
2.      Jika arang diterapkan di tanah, maka ia akan meningkatkan kuantitas mikroba yang berguna seperti mikoriza vesikular-Arbuskular. Akibatnya, tanaman akan mengembangkan sistem akar kuat dan kerusakan oleh hawar dan serangga akan menurun.
3.      Di greenhouses, arang menyerap amonia dan bahan kimia berbahaya lainnya yang terbentuk dari waktu ke waktu.
4.      Arang terdiri dari berbagai  mineral seimbang termasuk kalsium dan boron. Karena proses karbonisasi, mineral ini ada dalam bentuk yang mudah diserap oleh tanaman.
5.      Mencampur arang dengan pupuk kandang mengurangi bau dan memfasilitasi proses pengomposan.

MANFAAT CUKA KAYU
Cuka kayu memiliki berbagai efek menguntungkan berasal dari fakta bahwa itu terdiri dari berbagai mineral, senyawa dan asam. Para peneliti telah menemukan bahwa cuka kayu terdiri dari lebih dari 200 bahan yang berbeda. Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahan utama yang ditemukan dalam cuka kayu mentah dan halus.
Komponen yang paling umum dalam cuka kayu, kecuali air, asam asetat, yang menyumbang 3-7% dari total bahan dan 50-70% dari bahan organik. Selain asam asetat dan cuka organik lainnya, cuka kayu mentah juga terdiri dari sekitar 5% fenol dan beberapa persen dari berbagai jenis alkohol termasuk metanol dan etanol.
Para peneliti telah menemukan bahwa efek menguntungkan dari cuka kayu dalam aplikasi pertanian meliputi:
1.      Penyemprotan cuka kayu yang diencerkan pada daun tanaman dapat meningkatkan vitalitas dan meningkatkan kualitas tanaman.
2.      Penyemprotan juga membantu mengontrol serangga berbahaya dan beberapa jenis penyakit tanaman.
3.      Cuka Kayu dan pertanian kimia saling melengkapi. Khasiat menggunakan mereka bersama-sama lebih besar dari menggunakan salah satu saja.
4.      Jika cuka kayu diterapkan di tanah atau dicampur ke dalam konsentrasi tinggi, menghambat eelworms (nematoda parasit) dan penyakit tanah. Dalam konsentrasi rendah atau ketika sedang dalam proses th yang rusak di tanah itu meningkatkan kuantitas mikroba baik.
5.      Cuka kayu membantu memperbanyak dan memperkuat akar tanaman.
6.      Pencampuran cuka kayu dengan pupuk kandang mengurangi bau dan memfasilitasi pembuatan kompos.
Cuka kayu memiliki berbagai manfaat lainnya. Sebagai contoh, jika dicampur dengan pakan ternak, meningkatkan kualitas daging. Tabel 1 berisi beberapa penggunaan khusus cuka kayu dalam memerangi kanker dan serangga.

BAGAIMANA CUKA KAYU TERBENTUK
Dalam rangka untuk lebih memahami komponen cuka kayu dan cara kerjanya, mungkin akan membantu untuk mengetahui bagaimana ia terbentuk. Bahan utama kayu adalah serat selulosa, hemiselulosa dan lignin (Gambar 3). Selain itu ada sejumlah kecil senyawa seperti tanin.


Ketika senyawa ini dipirolisis, yaitu di lingkungan kedap udara, senyawa baru terbentuk. Jenis senyawa yang terbentuk tergantung pada suhu api. Selama proses karbonisasi kayu, selulosa pertama pyrolyses pada sekitar 275 derajat celcius. Kemudian, pirolisis lingin dimulai pada 375 derajat, menjadi sangat intens pada 400 derajat (Gambar 4). (Jenis yang sama dari proses terjadi ketika kompos dibuat dari jerami di mana dekomposisi oleh mikroba pertama terjadi pada selulosa dan kemudian di lignin lebih keras).
Tahapan dalam proses karbonisasi dapat diamati dengan memantau asap saat meninggalkan tungku arang. Awalnya, uap air putih dikeluarkan karena sebagian besar  kelembaban dalam  kayu dikeringkan.  Berikutnya, asap tajam dihasilkan, akibat dari pirolisis hemiselulosa. Kemudian, pirolisis selulosa dimulai, asap berbau tajam dikeluarkan. Akhirnya, sebagai pirolisis lingin dimulai, asap meninggalkan kiln berubah warna kebiruan-ungu, seperti asap dari rokok.
Ketika mengumpulkan cuka kayu, pertama, muncul uap putih dan yang terakhir, asap biru muncul, keduanya harus dihindari. Tahap pertama berisi terlalu banyak air, dan asap yang dipancarkan selama suhu tinggi pada tahap terakhir, mengandung sejumlah besar tar. Oleh karena itu, cuka dari kedua tahap ini tidak pantas untuk pertanian.
Bahan-bahan yang berbeda di kayu menghasilkan senyawa yang berbeda dalam cuka kayu. Misalnya asam organik seperti asam asetat dan berbagai jenis alkohol, hasil dari pirolisis selulosa dan hemiselulosa. Pirolisis lignin menghasilkan fenol.
Perbedaan utama antara cuka kayu dan cuka dapat dimakan adalah bahwa cuka kayu termasuk bahan yang dihasilkan dari pirolisis pirolisis. Di antara bahan-bahan ini ada senyawa yang digunakan dalam obat-obatan, misalnya etil gualacol.
Diduga juga ada karsinogen, 3,4-benzopyrene dan 1.2.5.6-dibenzanthracene methylcholinsrene. Namun, senyawa ini tidak akan diproduksi jika suhu karbonisasi disimpan di bawah 425 derajat. Untuk alasan ini, suhu kiln harus dipantau dengan cermat saat mengumpulkan cuka kayu. Selain itu, relatif mudah untuk menghapus zat berbahaya tersebut dalam proses distilasi, meskipun distilasi yang berlebihan juga akan melepas banyak guna ter dalam aplikasi pertanian.

BEBERAPA EFEK MENGUNTUNGKAN DARI CUKA KAYU
Seperti disebutkan di atas, cuka kayu terdiri dari berbagai bahan yang dihasilkan dari pirolisis. Campuran dari bahan-bahan inilah yang membuat cuka kayu efektif. Tidak seperti bahan kimia pertanian yang mengandalkan satu atau dua "bahan aktif", dalam cuka kayu, berbagai bahan yang interweaved (saling melengkapi) satu sama lain. Jika cuka kayu itu harus dibandingkan dengan obat, ia bisa disebut obat herbal. Kekuatannya tidak datang dari bahan tunggal, tetapi dari beberapa efek berbagai bahan. Ini adalah kombinasi dari bahan-bahan yang memberikan cuka kayu berapa efek menguntungkan, termasuk kemampuan untuk mengendalikan penyakit dan hama, meningkatkan mikroba, dan untuk memfasilitasi pertumbuhan akar.
Namun, rincian tentang bagaimana berbagai zat dalam cuka kayu bekerja sama masih sedikit. Sebagai contoh, meskipun asam asetat, komponen utama dari cuka kayu, memiliki manfaat efek antiseptik (germicidal) bila disemprotkan pada tanaman, cuka kayu itu sendiri lebih efektif daripada asam asetat sendiri. Juga efek menguntungkan dari cuka kayu pada tanah tidak dapat dijelaskan hanya dengan sementara menurunkan pH.
Cuka kayu memfasilitasi pertumbuhan sel dan terutama sebagai katalis bagi pertumbuhan berbagai enzim dan mikroba yang mengelilingi proses fotosintesis, penyerapan gizi dan pertumbuhan sel.
Selain itu, karena cuka kayu sedikit memiliki berbagai jenis bahan permeabel seperti alkohol, keton dan aldehida, semuanya itu mudah diserap oleh tanaman. Cuka kayu juga melarutkan bahan kimia pertanian, membuat mereka lebih mudah diserap.

CUKA KAYU PALING BAIK DIGUNAKAN SECARA SEIMBANG
Adalah penting bahwa cuka kayu tidak digunakan dalam konsentrasi yang terlalu tinggi.  Dalam hal ini, cuka kayu seperti vitamin bagi manusia: penggunaan berulang dosis terkonsentrasi tidak lebih efektif, dan bahkan mungkin lebih berbahaya, daripada menggunakan dosis yang ditentukan.
Contohnya adalah lobak Jepang. Karena cuka kayu dalam asap yang keluar saat pembakaran arang, tanaman ini tumbuh baik pada beberapa jarak hilir kiln, tetapi tidak tumbuh dengan baik lebih pada jarak dekat. Pertumbuhan lobak kurang baik dalam karak 100 m dari kiln, tapi sangat baik dalam rentang 100-1000 m. Tidak ada efek yang ditemukan lebih dari 1000 m dari kiln.

BAGAIMANA CARA KERJA CUKA KAYU
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 5, tingkat konsentrasi menentukan apakah cuka kayu menghancurkan mikroba tanah atau memfasilitasi pertumbuhan mereka.
Dalam konsentrasi tinggi, cuka kayu memiliki efek antiseptik (germicidal) yang kuat karena keasaman yang tinggi dan kehadiran bahan antibakteri seperti metanol dan fenol.
Mikroba pertama yang dibunuh oleh cuka kayu adalah mikroba yang tidak memiliki spora, dan beberapa hyphomycetes yang lemah dalam asam.
Namun, ketika cuka kayu diencerkan 20 kali, ia dapat meningkatkan konsentrasi mikroba. Hal ini diyakini karena efek dari asam asetat dalam cuka kayu. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 6, tanaman dan mikroba menghasilkan zat bernama asetil koenzim dari bantuan asetat. Asetil koenzim sendiri kemudian diubah menjadi berbagai zat yang memfasilitasi pertumbuhan tanaman dan mikroba.
Basil berspora (termasuk Actinomyces) dan berbagai jenis jamur tumbuh pesat karena mereka memakan nutrisi dalam cuka kayu. Dalam seminggu penyemprotan cuka kayu di tanah, permukaan dan di dalam tanah ditutupi dengan jamur putih.

lhttp://watchingtheworldwakeup.blogspot.com.au/2009/10/real-problem-with-rim-brakes-and-true.html (bagian fungus)

Beberapa bakteri dan mikroba yang berguna (mikroba antibakteri) tahan terhadap asam, sementara yang lain tidak. Penyemprotan cuka kayu di tanah umumnya cenderung meningkatkan kepadatan mikroba yang berguna seperti basil dan Actinomyces. Trichoderma juga sangat meningkat. Ini adalah mikroba antibakteri yang parasitis untuk Corticium rolfsii Curzi, bacillus pengering bibit (Rhizoctonia, Pythium), Sclerotinia, dan sebagainya.
Meskipun cuka kayu biasanya mampu mengurangi penyakit tanah melalui kemampuannya untuk menghancurkan microba-mikroba berbahaya dan mendorong pertumbuhan yang bermanfaat, kadang-kadang ada situasi kekurangan mikroba yang bermanfaaat atau ada terlalu banyak bakteri tahan asam di tanah asli. Dalam kasus ini penting untuk menerapkan kompos bersama dengan cuka kayu. kompos memperkenalkan microba yang berguna seperti tersebut di atas. Perubahan biota semacam itu atau mikroba tidak hanya menghambat penyakit tanah, tetapi juga membantu tanaman berakar dengan baik dan tumbuh kuat.
Cuka kayu juga membunuh eelworms Clubroot (nematoda Clubroot). Meskipun alasannya tidak jelas, dianggap bahwa cuka kayu tidak hanya memiliki efek toksik pada eelworms sendiri, tetapi juga meningkatkan jumlah predator eelworms '.


CUKA KAYU PELENGKAP PERTANIAN KIMIA
Sehubungan dengan penyakit batang dan daun, banyak peneliti mengklaim bahwa cuka kayu memiliki efek germisida langsung, dan, efek profilaksis (menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit) tidak langsung melalui perubahan biota pada permukaan daun. Sementara daun diasamkan, peningkatan kuman juga dicegah.
Namun, manfaat yang paling mencolok dari penyemprotan cuka kayu pada daun, adalah kemampuan cuka untuk memperkuat resistensi alami tanaman 'terhadap penyakit dan meningkatkan permeabilitas bahan kimia pertanian.
Banyak peneliti menunjukkan bahwa daun yang disemprot cuka kayu berubah jadi mengkilap dan hijau. Mereka beranggapan demikian karena beberapa jenis ester dalam cuka kayu meningkatkan kadar klorofil dan merangsang fotosintesis. Hal ini juga diduga karena cuka kayu membantu dalam sintesis gula dan asam amino. Akibatnya, selain meningkatkan vitalitas daun dan juga ketahanan terhadap penyakit. Cuka kayu juga dapat benar-benar meningkatkan rasa hasil pertanian.
Selain itu, cuka kayu meningkatkan permeabilitas bahan kimia pertanian menuju daun. Kimia seperti biasanya larut paling mudah di asam dengan nilai pH dari 4 sampai 5. Oleh karena itu, ketika bahan-bahan tersebut disemprotkan bersama-sama dengan cuka kayu, agro kimia akan lebih efektif. Dengan cara ini, jumlah bahan kimia pertanian yang digunakan, dan frekuensi penggunaannya, sering dapat dikurangi setengahnya. Namun, bahan kimia pertanian basa (tinggi zat kapur) tidak bisa dicampur dengan cuka kayu karena mereka bereaksi negatif dengan asam dalam cuka.

CUKA KAYU MENINGKATKAN GULA DAN MENSTIMULASI PERTUMBUHAN
Manfaat lain utama dari cuka kayu adalah untuk membantu enzim dan mikroba yang memfasilitasi pertumbuhan sel tanaman dan reaksi lain yang bermanfaat. Sementara mekanisme ini tidak jelas secara ilmiah, banyak peneliti mengklaim bahwa penyemprotan cuka kayu membuat tanaman berakar lebih kuat, daun tumbuh lebih besar dan lebih lengkap, mengurangi kelebihan nitrogen, merangsang metabolisme tanaman dan meningkatkan kadar gula. Hal ini diasumsikan bahwa tanaman bisa dipengaruhi oleh elemen dalam cuka kayu, atau bahan lainnya yang dihasilkan ketika cuka kayu membusuk melalui proses fotosintesis.
Penyemprotan cuka kayu yang diencerkan 500 sampai 1000 kali dapat meningkatkan rasa buah-buahan yang kurang manis karena fotosintesis lemah akibat kurangnya sinar matahari atau tanah yang buruk. Efek ini diasumsikan karena peran cuka kayu sebagai koenzim. Hal ini juga diduga terkait dengan keberadaan ester dalam cuka kayu. Asam etil Valerianic, misalnya, bermanfaat untuk pertumbuhan lobak dan kubis Cina. Ester seperti dalam cuka kayu sebagai metil asetat dan metil format juga memiliki efek percepatan pertumbuhan yang kuat pada tanaman.

CUKA KAYU MEMBANTU PUPUK
Sama seperti cuka kayu meningkatkan efektivitas pestisida dan herbisida, ia juga meningkatkan efektivitas pupuk. Hal ini mengacu pada fakta bahwa cuka kayu melengkapi baik pupuk maupun  nutrisi tanah yang ada. Sebagai contoh, telah tercatat aplikasi cuka kayu dalam pertumbuhan teh, bahwa hal itu meningkatkan tiga kali level penggunan asam phosphat. Akar tanaman mengeluarkan asam organik yang larut dan menyerap asam fosfat dalam tanah, dan hal itu dianggap bahwa asam organik dalam cuka kayu memiliki efek yang sama.

MENGOMPOS DENGAN CUKA KAYU
Cuka kayu dapat mempercepat fermentasi bahan organik selama pengomposan dan dalam banyak kasus dapat membagi dua periode fermentasi. Walaupun jika terlalu banyak cuka kayu dapat berbahaya karena efek fungisidal, namun dalam konsentrasi rendah justru meningkatkan jumlah jamur yang berguna, bakteri, Actinomyces actionmyces dan lebih tangguh mempercepat penghancuran serat. Dengan cara ini kompos tidak hanya difermentasi lebih cepat namun juga menjadi lebih baik dalam kualitas.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bahan-bahan tertentu dalam cuka kayu meningkatkan konsentrasi mikroba yang menghasilkan atau melengkapi enzim selulosa. Bahan-bahan yang muncul ke selulase yang paling berguna adalah asam, fenol dan terutama karbonil. Jadi cuka kayu bertindak sebagai fasilitator dan katalisator pertumbuhan enzim.

SEBAGAI DEODORAN UNTUK PUPUK
Karena melawan produksi amonia, cuka kayu dapat disemprotkan pada pupuk kandang untuk mengurangi bau di kandang ternak dan sejenisnya. Selain itu, cuka kayu dapat digunakan untuk mengusir anjing, kucing dan serangga, terutama kelabang. Tidak jelas mengapa ia memiliki efek seperti itu, tapi ada pendapat bahwa hewan mengasosiasikan bau cuka kayu dengan api dan cenderung menghindarinya secara naluriah. Untuk tujuan ini, cuka kayu mentah adalah lebih baik untuk .... Karena mengandung lebih banyak ter larut, lipid dan resin.

SIFAT-SIFAT  DAN EFEK ARANG
Arang memiliki luas permukaan besar dan meningkatkan mikroba yang bermanfaat
Arang adalah sisa pirolisis selulosa, lignin dan zat lainnya dan terdiri dari 80-90% karbon padat. Gambar. 7 menunjukkan gambar diperbesar dari bagian arang. Memiliki nilai pH tinggi antara 8,0 dan 9,0.

Arang sangat berpori dan memiliki luas permukaan internal yang besar. Luas permukaan per gram tidak kurang dari 200 hingga 400 meter persegi! Pori-pori dari berbagai arang dari beberapa mikron sampai 100 mikron lebar. Karena porositas tinggi arang dan luas permukaan yang sangat besar, ia memiliki kapasitas yang tinggi untuk menyerap gas dan kelembaban. Untuk alasan ini, arang tradisional telah digunakan sebagai deodoriser, filter atau pembersih dalam aplikasi mulai dari rokok sampai pengolahan air.
Dalam kasus pertanian, arang memiliki banyak manfaat. Ketika diterapkan pada tanah, menyerap gas berbahaya. Hal ini juga menjaga nitrogen dalam tanah yang seharusnya dapat dikeluarkan sebagai gas amonia.
Arang juga menyediakan rumah bagi banyak mikroba yang bermanfaat. Karena arang tidak mengandung bahan organik, saprophytes (yang memakan bahan organik dan jenis bakteri dominan dalam tanah) tidak dapat hidup di dalamnya. Sulit bagi jamur untuk masuk arang karena telur mereka terlalu besar. Namun, actionmyces dan basil bisa masuk dengan mudah.
Meskipun arang itu sendiri memiliki jumlah mineral sedikit dan tanpa nitrogen, mikroba yang biasanya pertama memasukinya  adalah semua Azotobacter, yang menghasilkan nutrisi mereka sendiri dengan memfiksasi nitrogen. Oleh karena itu arang menyebabkan peningkatan bakteri pengikat nitrogen. Karena Nitrogen terakumulasi dalam arang, tanaman berakar di dalamnya dan ada peningkatan bakteri seperti vesikular-Arbuskular mikoriza yang hidup dalam simbiosis dengan akar. Bakteri mikoriza vesikular-Arbuskular mendapatkan nutrisi dari akar, dan pada saat yang sama menyerap asam fosfat dan mineral dari tanah dengan mengedarkan telurnya. Inilah yang kemudian membuat substansi yang lebih mudah tersedia untuk akar. Selain itu, penyakit tanah tampaknya berkurang dengan adanya bakteri mikoriza dan mikroba mikoriza vesikular-Arbuskular lainnya.
Oleh karena itu, seperti cuka kayu, arang bukanlah pupuk atau bahan kimia pertanian. Howeer, menciptakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, melengkapi efek pupuk, dan mengurangi penyakit.

ARANG DAN CUKA KAYU
Perendaman arang dalam cuka kayu sebelum menerapkannya pada tanah memiliki multi efek dalam efektivitas arang. Hal ini terutama berlaku untuk cuka dan arang yang terbuat dari kayu yang sama. Arang yang secara ekstrim memiliki jumlah mineral kecil yang sangat reaktif (yaitu, mereka mudah mengionisasi) membuat arang sangat alkali (8 - 9 pH). Perendaman arang dalam cuka, yang asam, menurunkan pH menjadi sekitar 5,5  membuat arang rumah yang lebih baik bagi mikroba berguna.
Banyak peneliti mengklaim bahwa  "pelunakan" (pH) yang sama terhadap arang dapat dicapai dengan membiarkannya terkena hujan selama satu tahun atau lebih.
Dalam hal apapun, kombinasi arang, yang menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi mikroba yang berguna, dan cuka kayu, yang mendukung pertumbuhan mereka baik secara langsung sebagai nutrisi dan secara tidak langsung sebagai katalis, secara dramatis meningkatkan kualitas tanah.


MEMBANDINGKAN CUKA KAYU
Saat ini, berbagai jenis cuka kayu yang dijual bersama-sama dan dapat membingungkan seperti apa jenis cuka kayu harus digunakan. Beberapa yang berkualitas tinggi, diproduksi dengan cara tradisional dari kiln arang; lain dihasilkan melalui metode short-cut tanpa kiln. Salah satu masalah utama dengan cuka kayu berkualitas rendah, adalah bahwa hal itu dapat terbuat dari kayu inferior dan mungkin mengandung zat anorganik seperti nyeri, insektisida, bahan pengawet atau residu dari air laut. Berikut ini adalah panduan untuk membedakan cuka kayu yang baik dari kualitas yang lebih rendah.

Cuka Kayu dengan Tar dapat menyebabkan Masalah
Tergantung pada tujuan penggunaan cuka kayu, pengguna harus menentukan apakah cuka kayu mentah, dengan ter dan resin, adalah lebih baik untuk menyuling cuka kayu. Seperti disebutkan di atas, jika cuka kayu mentah yang keluar dari kiln yang tersisa untuk didiamkan, itu dipisahkan menjadi tiga lapisan: di atas adalah minyak ringan seperti terpen; di bagian bawah adalah tar kayu lengket; dan di antara keduanya letak cuka kayu perbaikan.
Lapisan-lapisan itu dibagi menjadi air larut  dam minyak solusi terlarut. Cairan air larut adalah cuka kayu. Minyak ringan dan tar kayu keduanya minyak-larut tetapi dipisahkan karena bentuknya lebih ringan dari cuka, yang terakhir lebih berat.
Cuka kayu juga mengandung sejumlah kecil dari tar, tapi karena tar ini sering mengandung bahan-bahan yang berguna dan sulit untuk dibuang, biasanya tidak disaring. Namun, cuka kayu yang banyak mengandung tar tersebut tidak baik untuk pertanian. Hal ini karena, ketika disemprotkan pada daun, tar menempel dan melapisnya, menghalangi proses pertumbuhan normal. Karena itu berminyak, tar melayukan daun dan akar, menahan diferensiasi akar, dan mungkin membunuh mereka dengan membentuk membran atas mereka. Hal ini penting, karena itu, bahwa hanya cuka kayu yang telah memiliki sebagian besar resin tar-nya dihapus, dapat digunakan untuk pertanian
Cuka kayu terus berubah dari waktu ke waktu. Formaldehydes (zat seperti formalin)  terkandung dalam kayu bentuk cuka resin dengan polimerisasi dengan fenol. Mereka kemudian membentuk tar, mayoritas yang tenggelam di bawah wadah. Namun, proses resinifikasi ini  berlanjut selama lebih dari satu bulan setelah cuka dikumpulkan. Untuk alasan ini, kualitas cuka kayu yang tinggi dan stabil, biasanya dibiarkan diam selama sekitar satu tahun sebelum dipisahkan dan, di minimal, cuka kayu harus dibiarkan untuk diendapkan selama setidaknya satu bulan.
Jika Anda mengumpulkan cuka kayu sendiri, Anda harus memisahkan tar dengan menjaganya agar tetap diam selama beberapa bulan dan hanya menggunakan cairan transparan kuning-coklat di lapisan tengah. Atau, seperti yang akan dijelaskan kemudian, Anda dapat menghilangkan tar dengan mencampur bubuk arang.
Secara umum, ketika membeli cuka kayu di pasar, Anda harus memilih yang transparan. Cuka yang mengandung lebih dari 1% tar tidak transparan.

Isi dari Tar tergantung pada Jenis Kayu dan Metoda Pembuatan Arang
Ada banyak jenis arang. Namun, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 8, mereka dapat dibagi menjadi yang dibuat di pegunungan dan yang dibuat di kota-kota. Di bekas, kiln arang tradisional dan digunakan dan bahan utamanya adalah pohon berdaun lebar. Kayu cuka dari sistem tersebut dapat dengan mudah dipisahkan dan halus. Cuka kayu terbuat dari kiln arang di pegunungan relatif aman.

Bagaimana cara menjernihkan cuka kayu dari tar
Cuka kayu yang dibuat di kota sering mengandung banyak tar karena fakta bahwa banyak kulit kayu dan serbuk gergaji digunakan. Hal ini juga sering dibuat dengan metode distilasi kering kualitas rendah, yang menggunakan panas eksternal daripada panas yang dihasilkan oleh karbonisasi kayu itu sendiri. Tar dalam cuka tersebut tidak dapat dihilangkan hanya dengan didiamkan dan penyaringan, tetapi harus dipisahkan dengan menggunakan teknik penyulingan kelas yang lebih tinggi dalam rangka untuk meninggalkan bahan-bahan yang berguna belakang.
Salah satu cara untuk memperjelas berapa banyak tar dalam cuka kayu, adalah dengan melihat apakah itu transparan atau tidak.
Cuka kayu kadang-kadang juga dibuat secara artifisial dengan melarutkan tar dalam metanol dan mencampurnya dengan asam asetat. Cuka buatan tersebut dapat diidentifikasi karena tidak seperti cuka alami, tidak transparan. Hal ini tidak efektif, jika tidak berbahaya, dalam aplikasi pertanian, dan harus dihindari.
Cara lain untuk membedakan cuka kayu olahan yang sesuai untuk pertanian, dari kualitas rendah, cuka buatan atau mentah, adalah untuk mengamati perubahan pH-nya seperti yang diencerkan dalam air. Sebagai gambar. 9 menunjukkan, pH cuka rendah terus meningkat seperti yang diencerkan, hingga mencapai sekitar pH 7 pada pengenceran 1000 ke 1. Di sisi lain, pH berkualitas tinggi, cuka halus dimulai pada sekitar 3, tapi awalnya naik cepat sebelum meningkatkan lebih secara bertahap. Hal ini karena nilai pH tar cenderung naik terus seperti yang diencerkan.

Zat Berbahaya lainnya di cuka kayu
Zat berbahaya selain tar juga dapat dicampur dengan cuka kayu. Berikut ini adalah beberapa yang paling bermasalah:
Terpene
Cuka kayu yang dihasilkan dari arang yang terbuat dari konifer yang mengandung terpene yang berbahaya bagi tanaman dan karena itu harus dihilangkan. Pengecualian adalah terpene dari Cedar Jepang yang memiliki struktur yang berbeda dari terpene lain dan tidak berbahaya bagi tanaman.
Terpene, seperti minyak, mengapung di atas cuka kayu karena memiliki berat jenis ringan. Ini juga memiliki bau yang kuat. Oleh karena itu mudah untuk mengidentifikasi dan dapat skim off lapisan atas cairan.

Kotoran dari peralatan penampung
Selain kontaminan yang berasal dengan kayu, kotoran juga bisa berasal dari peralatan penampung. Misalnya, alat besi sebaiknya tidak digunakan. Jika drum besi atau pipa yang digunakan, cuka berubah hitam karena mengoksidasi logam. Cara terbaik adalah untuk menghindari hal ini, cuka kayu ditampung dalam wadah logam seperti besi dan seng, serta yang dibuat di beberapa jenis vinyl. Jika Anda membuat cuka kayu Anda sendiri, pastikan untuk menggunakan wadah tahan asam atau tangki resin sintetis seperti yang digunakan dalam pertanian.

Cara menggunakan cuka kayu - penyemprotan
Dua tujuan utama dari penyemprotan cuka kayu pada daun adalah:
1.      Untuk mempercepat metabolisme tanaman dan meningkatkan kualitas secara keseluruhan - efek yang berasal dari peran cuka sebagai fasilitator fermentasi dan katalis.
2.      Untuk memungkinkan bahan kimia pertanian untuk lebih terserap oleh daun dan jaringan tanaman, sehingga meningkatkan efektivitas mereka.
Meskipun cuka kayu memiliki efek germicida dan insektisida, tidak harus digunakan dengan harapan yang sama seperti bahan kimia pertanian. Efektivitas terletak pada itu menjadi katalis untuk fermentasi dan kondisioner tanah. Seperti bahan kimia pertanian, bagaimanapun, adalah tidak lebih efektif, dan mungkin lebih berbahaya, jika digunakan dalam jumlah besar dibandingkan bila diterapkan dalam dosis yang ditentukan.

Pedoman Penggunaan Kayu Cuka: Frekuensi
Untuk meningkatkan kualitas tanaman, mengikuti standar untuk penyemprotan cuka kayu sedang diadopsi di Jepang.
Cuka kayu diterapkan 2 atau 3 kali, atau sekali setiap 15-20 hari, selama musim tanam, sampai sekitar 15 hari sebelum panen. Dengan menerapkan sebelum panen, ester dalam cuka kayu mempercepat fermentasi asam amino dan gula. Dalam kasus jeruk, cuka kayu harus diterapkan untuk pohon berbayang atau ketika kadar gula dalam buah-buahan diharapkan menjadi rendah karena cuaca mendung. Cuka kayu mendorong produksi gula dan asam amino dan meningkatkan aroma.
Untuk sayuran, penyemprotan sebelum panen meningkatkan rasa dan kualitas dan dapat menunda layu.
Untuk buah-buahan dan sayuran daun yang dipanen dalam jangka waktu lama menerapkan cuka kayu 2 atau 3 kali setiap 15-20 hari mulai setelah awal waktu panen.
Untuk pohon buah-buahan, setelah buah telah mencapai ukuran dewasa dan mulai pematangan - dalam kasus jeruk, sebelum mereka mulai warna - menerapkan cuka kayu 1 0r 2 kali setiap 20 hari sampai 15-20 hari sebelum panen.

Pedoman Penggunaan Kayu Cuka: Konsentrasi
Standar yang berlaku umum untuk menerapkan cuka kayu pada pengenceran antara 300-to-1 dan 1.000-to-1. Konsentrasi di bawah 300-ke-1 dapat merusak tanaman menghasilkan gejala berikut:
1. Spots pada daun;
2. Pertumbuhan tanaman berhenti sementara;
3. Pertumbuhan dipercepat, menunda jatuh tempo buah.
Gejala 1 dan 2 adalah hasil dari kerusakan yang disebabkan oleh asam organik dalam cuka kayu. Gejala 3 disebabkan oleh efek cuka kayu sebagai katalis, mempercepat metabolisme dan memfasilitasi penyerapan akar. Dalam kasus apapun, cuka kayu harus diterapkan untuk hanya beberapa tanaman secara percobaan dan diamati selama 3 sampai 4 hari sebelum menyebar ke seluruh tanaman. Ini harus digunakan dengan hati-hati khusus pada tanaman yang sensitif terhadap bahan kimia pertanian dan tanaman dengan daun lembut.

Sinergisme dengan asam amino, makanan laut oleh-produk dan bahan-bahan lainnya
Untuk meningkatkan kualitas cuka kayu pada tanaman, dapat dicampur dengan rumput laut, ikan atau kerang ekstrak. Hal ini terutama berlaku dari ekstrak ikan, yang tinggi asam amino, dan diterapkan sebelum panen. Seperti disebutkan di atas dalam kasus bahan kimia pertanian, menggunakan cuka kayu bersama-sama dengan bahan-bahan lain yang lebih efektif daripada menggunakan masing-masing secara terpisah. Ini adalah efek cuka kayu untuk mempercepat penyerapan melalui daun dan akar yang merupakan dasar untuk hubungan sinergis ini.
Kegunaan lain dari cuka kayu meliputi berikut ini:
1.      Perendaman Dokudami (abadi yang berbau tajam dari keluarga saururaceae: Houttuynia cordata) atau bawang putih dalam cuka kayu dan kemudian menerapkannya pada tanaman bisa menjaga terhadap serangga.
2.      Dokudami dan cuka dapat mencegah kutu kutu.
3.      cuka kayu dengan bawang putih dapat mengontrol jamur.
4.      Herbal dapat direndam dalam cuka kayu yang cairan yang digunakan dalam penyusunan berbagai makanan kesehatan. Ini menggunakan cuka kayu dalam persiapan makanan memiliki paten di Jepang.

Cara menggunakan dengan bahan kimia pertanian
Bahan kimia pertanian (A.C.) paling mudah diencerkan dan efektivitas mereka paling ditingkatkan jika mereka dicampur menjadi kepekatan pH 4-5. Oleh karena itu, pencampuran A.C. dalam solusi cuka kayu diencerkan 500-1000 kali membuat penggunaan terbaik dari bahan kimia ini dan memungkinkan petani untuk menurunkan dosis secara keseluruhan. Banyak petani di Jepang telah mengurangi separuh jumlah penggunaan A.C., dengan cara ini. Selain itu tidak perlu 'penempel' - tambahan yang digunakan untuk membuat A.C. melekat lebih baik pada daun dan permukaan tanaman - karena kekentalan ter dan resin dalam cuka kayu melayani tujuan ini. Namun seperti yang disebutkan di atas, cuka kayu tidak dapat digunakan pada  A.C. yang sifatnya alkali, seperti zat kapur-sulfur atau campuran bordeaux.

Cara menggunakan cuka kayu - Aplikasi pada Tanah
Sebagai bagian dari perbaikan tanah:
Dengan menerapkan cuka kayu untuk tanah, manfaat berikut dapat diperoleh:
1.      Kerusakan oleh penyakit tanah dan serangga akan menurun.
2.      Cuka Kayu meningkatkan efektivitas pupuk kandang dan pupuk dengan membuat mereka lebih mudah diserap oleh tanaman.
3.      Cuka Kayu mengurangi kerusakan akibat garam berlebihan.
Tentu saja, kecuali untuk efek pada eelworm dan layu tanaman, cuka kayu yang digunakan dalam waktu lama memiliki sedikit efek seketika pada kualitas tanah. Sebaliknya, itu harus digunakan bersama-sama dengan input lain sebagai bagian dari strategi keseluruhan perbaikan tanah. Hal ini terutama berlaku pada tanah yang telah terdegradasi oleh  teknik budidaya yang buruk yang berlangsung bertahun-tahun dan ketergantungan yang berlebihan pada bahan kimia. Oleh karena itu, cuka kayu harus digunakan bersama-sama dengan input berkualitas tinggi lainnya seperti pupuk, kompos, tanah liat mineral campuran dan bahan kimia pertanian sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga kualitas tanah.

Terapkan cuka kayu setidaknya satu minggu sebelum tanam
Hanya setelah menerapkan cuka kayu untuk tanah, asam organik dalam cuka bereaksi dengan zat alkalin dalam tanah dan menghasilkan karbon monoksida. Karbon monoksida adalah gas yang berbahaya bagi organisme, meskipun memiliki efek antiseptik. Dalam jumlah yang lebih tinggi, dapat merusak akar tanaman, menyebabkan mereka kehilangan kapasitas serap mereka dan, dalam kasus terburuk, untuk lignify (beralih ke kayu) atau membusuk. Seiring waktu CO berubah menjadi CO2, menghilangkan oksigen dari tanah. Pengaruh CO masih tersisa di tanah selama kira-kira satu minggu, sehingga penanaman harus ditunda sampai kira-kira satu minggu setelah menerapkan cuka kayu. Jika cuka kayu diterapkan dengan 5 bagian arang, kerusakan yang disebutkan di atas dapat dihindari.
Cuka kayu berkualitas tinggi,  yang diproduksi secara tradisional dapat digunakan berulang kali dengan sedikit bahaya kontaminasi tanah atau pengasaman karena penumpukan residu. Hal ini karena komponen cuka kayu umumnya memecah di tanah dalam waktu satu bulan. asam organik dalam cuka kayu, seperti asam sulfat atau klorida, mudah larut. Bagi  pH, setelah menerapkan cuka kayu berkurang sekitar 0,5. Namun, dalam waktu satu bulan pH pulih ke tingkat semula. Uji coba lapangan telah menunjukkan bahwa jika 10 liter cuka kayu murni diterapkan untuk 1 meter kubik tanah, hari berikutnya pH kembali ke nilai sebelumnya, dan setelah 4 atau 5 hari pH benar-benar dipulihkan.

Standar konsentrasi cuka kayu
Dibandingkan dengan konsentrasi untuk penyemprotan cuka kayu pada daun, konsentrasi untuk penerapan di tanah harus lebih tinggi. Secara umum, solusi harus menurunkan pH lebih dari 0,5. solusi yang lebih tinggi terkonsentrasi yang menurunkan pH lebih dari 0,5 harus dihindari karena tanaman dan tanah dapat shock. Di Jepang, untuk keperluan perbaikan tanah, biasanya digunakan konsentrasi 30-ke-1 pada  luas tanah 6 liter per M2. Dalam rangka untuk mensterilkan tanah, memerangi belut cacing atau penyakit tanah, atau di mana residu dari pupuk kimia telah terbentuk, harus digunakan solusi yang lebih pekat. Standar umum untuk sterilisasi tanah adalah bahwa cuka kayu dengan pH 3 dan berat jenis 1,014 harus diencerkan 8 kali. Solusi ini harus diterapkan pada tingkat 1 liter per meter persegi. Namun, untuk cacing belut, yang dapat sangat tahan terhadap bahan kimia pertanian dan yang menyebabkan akar simpul, biasanya dibutuhkan 3-4 tahun untuk menerapkan cuka kayu sebelum mereka dieliminasi.
Untuk menanam sayuran, semprotkan larutan 30-ke-1 sebelum tanam sekitar 6 liter per meter persegi. Tanah harus direndam hingga kedalaman 50 cm. Meskipun hal ini dapat paling mudah dilakukan setelah membajak, hal itu juga dapat dilakukan sebelumnya.
Poin penting dalam menerapkan cuka kayu untuk tanah adalah bahwa untuk menjadi yang paling efektif, harus merasuk dengan baik ke dalam tanah. Metode injeksi dianjurkan. Cara termudah untuk melakukannya adalah untuk menghapus nozzle dari atomizer listrik (sebuah penerapan pertanian digunakan untuk memasukkan dan menyemprotkan bahan kimia dalam tanah), mengatur tekanannya pada 1-2 kg dan masukkan ke dalam tanah dengan kedalaman 2- 3 cm. Interval antara poin injeksi harus 20-30 cm dan memperluas solusi dari titik ke radius 15 cm.

Cuka kayu digunakan dengan Kompos sebagai Desinfektan Tanah
Bila menggunakan cuka kayu dan kompos bersama-sama, kompos harus tersebar di tanah sebelum menerapkan cuka kayu. Alasan untuk ini adalah bahwa cuka kayu dapat membunuh mikroba yang berguna (misalnya terjadi ketika penggunaan fungisida kuat seperti Chloropicrin). Untuk alasan ini, kompos harus ditaburkan pertama, kemudian cuka kayu, dan kemudian keduanya harus dibajak bersama-sama.
Kompos dan cuka kayu juga harus digunakan hanya setelah desinfektan tanah seperti Chloropicrin digunakan. Karena cuka kayu meningkatkan kualitas tanah setelah beberapa tahun penggunaan, desinfeksi tanah tidak akan diperlukan lagi.
Pada tanah yang terpengaruh dengan cacing belut, penyakit tanah atau garam yang berlebih, larutan konsentrasi lebih tinggi, seperti 5-10 1, harus digunakan.

Untuk pohon buah-buahan dan tanaman pot
Untuk pohon buah-buahan, teteskan 10 titik di sekitar pohon di mana hujan turun dan banyak akar kecil yang tumbuh. Cuka kayu harus diencerkan 30-50 kali dan 500 liter per 1.000 meter persegi (10ha) harus diterapkan.
Untuk pot tanaman, campurkan cuka kayu dengan tanah dan diamkan selama 10-15 hari untuk membiarkan gas keluar dari tanah sebelum mengisi pot. Pencampuran dalam serbuk arang 1% juga meningkatkan kualitas minyak.

Menggunakan arang direndam dalam cuka kayu
Seperti disebutkan di atas, menggunakan arang dan cuka kayu yang dihasilkan dari jenis kayu yang sama mengalikan efektivitas cuka sebagai kondisioner tanah dan katalis enzim.
Dalam hal menggunakan arang dan cuka kayu bersama-sama, encer cuka 5 kali, siramkan pada arang dan biarkan terendam dengan baik. Karena arang sifatnya menyerap, dalam rangka untuk membuat cuka meresap ke dalamnya merata, diperlukan cuka dalam jumlah yang banyak. Setelah direndam, reaksi kimia antara arang dan cuka akan memanaskan dan mengeringkan arang. Ketika arang mengering ke titik di mana ia tidak meninggalkan kelembaban di tangan Anda, itu adalah sekitar 20% cuka kayu dan siap untuk digunakan. Ketika merendam arang dalam cuka tidak perlu menggunakan arang halus, tapi ketika menerapkannya pada tanah, itu harus dihaluskan.
Jika merendam arang dengan cuka terlalu merepotkan, arang dapat disebar di tanah,  kemudian disiram dengan cuka kayu. Disusahakan konsentrasi cuka kayu diencerkan 5-30 kali. Kemudian campuran arang / cuka kayu dibenam ke dalam tanah.

Pemanfaatan untuk membuat kompos
Seperti disebutkan di atas, cuka kayu mempercepat pengomposan, sering menggandakan tingkat fermentasi. Hal ini terutama berlaku untuk kotoran babi dan ayam. Karena kenyataan bahwa fermentasi terjadi jauh lebih cepat dan suhu yang lebih tinggi, banyak perhatian dicurahkan untuk mengaduk, menumpuk kembali dan menyiram kompos. Hal ini terutama berlaku untuk kompos serbuk gergaji yang mengandung banyak lignin. Pada musim panas di Jepang, misalnya, kompos mencapai suhu 80 derajat Celcius setelah 4 hari dengan bantuan cuka kayu.
Dalam membuat kompos menggunakan cuka kayu, encerkan 100 kali dan memercikkannya ke atas kompos fermentasi. Hati-hati untuk tidak menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi dari ini karena akan mensterilkan kompos. Fermentasi kompos selesai ketika tercium bau manis ester.

Menambahkan arang membuat kompos tidak perlu dibolak-balik
Karena oksigen hasil fermentasi kompos dikonsumsi maka dekomposisi bahan organik bersifat anaerobik. Namun, dekomposisi anaerobik menghasilkan kompos berkualitas rendah. Untuk menghindari hal ini, kompos harus sering dibalik dan ditumpuk ulang. Namun, jika 30% arang dicampur ke dalam kompos, pembalikan tidak karena arang sangat berpori dan berisi banyak oksigen. Selain itu, pencampuran 10% arang bubuk ke dalam kompos mempercepat proses fermentasi.
Kompos yang telah diolah dengan arang dan cuka kayu lebih mampu mencegah penyebaran bakteri yang menyebabkan penyakit tanah seperti fuzarium. Pada saat yang sama, mempercepat pertumbuhan Actinomyces.
Pada dasarnya cuka kayu ini dapat membantu merangsang pertumbuhan tanaman yang tumbuh buruk atau yang berkembang tidak normal, misalnya, batang terlalu panjang. Ini dapat membantu tanaman yang tidak berbuah dengan baik karena kelebihan nitrogen atau yang akarnya rusak akibat akumulasi pupuk kimia konsentrasi tinggi . Hal ini juga dapat mencegah penyakit tanah dan kerusakan belut cacing.
Ketika tanaman dipengaruhi oleh penyakit akar, terapkan cuka kayu yang diencerkan 100-200 kali di dasar tanaman sehingga tanaman terolesi sampai kedalaman 50cm. Untuk tomat dan mentimun, terapkan 1-2 liter larutan cuka kayu per tanaman di dasar dapat meningkatkan vitalitas keseluruhan tanaman dengan mempercepat perkembangan akar. Dalam kasus droop karena belut cacing yang menyebabkan akar simpul, Anda dapat melihat tanda-tanda pemulihan, dalam kasus awal, beberapa jam setelah, dan paling buruk, hari berikutnya.
Untuk tanaman pot, tuangkan larutan diencerkan 200 kali 2-3 kali setiap 15-20 hari setelah tanam, dikombinasikan dengan penyiraman secara teratur.
Untuk padi, cuka kayu dapat menangkal penyakit Telinga Putih ??? penyakit akibat tingkat nitrogen berlebihan. Untuk menerapkan cuka kayu di sawah kering dan basahi sawah dengan 500 liter larutan 30-ke-1. Setelah dua hari, genangi sawah dengan air segar. Ini harus dilakukan di tengah musim panas.

Cuka kayu sebagai Penghilang bau atau Tambahan Pakan Ternak
Menghilangkan bau kotoran
Cuka kayu memiliki efek penghilang bau yang kuat yang dapat membantu peternak pengemukan atau peternak sapi perah terganggu oleh komplain dari tetangga karena bau yang kuat. Semprotkan cuka kayu dengan solusi diencerkan 50 kali pada pupuk kandang dan di lantai kandang sapi. Ulangi sesering yang diperlukan.

Sebagai aditif untuk ternak dan unggas pakan
Cuka kayu dapat digunakan sebagai tambahan pada pakan. Ia memiliki efek menyesuaikan bakteri dalam usus dan memfasilitasi penyerapan nutrisi. Pengalaman di Jepang telah menunjukkan bahwa menambahkan cuka kayu untuk pakan memberikan daging ayam warna merah muda yang jelas dan menurunkan kadar air untuk 3%, meningkatkan kualitas keseluruhan dari daging. Pada susu sapi, cuka kayu membantu mencegah mastitis.
Hanya cuka kayu sempurna yang berkualitas tinggi yang dikumpulkan dari kiln arang yang dapat digunakan sebagai aditif untuk pakan ternak. Campur ke dalam pakan, biarkan cuka kayu meresap ke dalam bekatul kasar atau ampas minyak perasan. Kemudian tambahkan pada  pakan dengan rasio 99-ke-1. Campuran ini berguna untuk sebagian besar jenis ternak.

SATU METODE MUDAH UNTUK MENGUMPULKAN CUKA KAYU
Berapa banyak Wood Vinegar dapat Dikumpulkan?
Gambar 10 menunjukkan berapa banyak cuka kayu dapat dikumpulkan dalam proses karbonisasi. Meskipun kuantitas tergantung pada kadar air kayu dan pada metode pengumpulan, umumnya berat arang adalah sekitar 25% yang dari kayu asli dan berat cuka kayu mentah adalah sekitar 30-40% yang dari arang. Setelah memperbaiki dan menghapus tar dan kotoran lainnya, cuka mentah dikurangi dengan yang lain 30-40%.
Misalnya, 100kg  kayu, hasil  arang 25kg, cuka sekitar 8 kg cuka kayu mentah dan 5 kg bisa digunakan, cuka sempurna. Mengingat berat jenisnya hampir 1, hasil ini  sekitar 5 liter. Dengan kata lain, jika 200 liter cuka kayu yang dibutuhkan, 400 kg kayu harus digunakan.
Cara termudah untuk mengumpulkan cuka kayu adalah dengan membuat arang dalam drum bisa (yang akan dijelaskan nanti). Satu pembakaran, dibutuhkan sekitar 60 kg kayu dan menghasilkan arang 15 kg, akan menghasilkan sekitar 3kg atau 3 litercuka kayu halus. Jadi 20 kali pembakaran yang diperlukan untuk menghasilkan 60 liter cuka kayu.

Penangkap Cuka Kayu
Prinsip dasar untuk mengumpulkan cuka kayu adalah dengan menggunakan semacam pipa dan kontainer untuk mendinginkan, mengkondensi dan mengumpulkan asap yang dilepaskan dalam proses karbonisasi.

Gbr.11 menunjukkan metode yang sangat sederhana untuk mengumpulkan cuka kayu.
1.      Siapkan pipa tanah, pelat baja stainless, bambu dan tangki polyethylene seperti yang digunakan sebagai wadah untuk bahan kimia pertanian. Semua alat ini harus tahan asam.
2.      Pasang pipa besar dari tanah melengkung (sekitar 24cm diameter, ukuran yang biasa dijual di Jepang) pada akhir cerobong kiln ini. Pastikan untuk menggunakan pipa kaca pipa tanpa glasir bocor cairan. Sebuah tabung stainless steel seukuran pancuran atap atau potongan pipa pembuangan juga dapat digunakan.
3.      Letakkan pipa mengumpulkan sekitar 30 cm dari outlet asap. Jika terlalu dekat, asap tidak akan terdinginkan cukup cepat. Jika terlalu jauh, banyak asap akan hilang.
4.      Pipa tanah Glazed dapat digunakan untuk pipa pendingin. Di Jepang "Moso-bambu", tebal, tahan lama berbagai bambu, juga digunakan.
5.      Semakin panjang pipa pendingin, cuka kayu lebih banyak dikumpulkan, meskipun sekitar 2 meter biasanya cukup.
6.      Pasang pipa pendingin pada sudut sekitar 30 derajat. Jika sudut adalah lebih lembut daripada ini, asap tidak mudah ditarik keluar. Jika terlalu curam, asap lewat terlalu cepat sehingga pengumpulan cuka tidak efektif.
7.      Masukkan 5-6 bambu dari 4 meter atau lebih ke dalam pipa pendingin. bambu ini berfungsi untuk menghalangi asap dan memberikan permukaan yang lebih luas di mana untuk mengumpulkan kelembaban.
8.      Cuka kayu mentah mengembun pada permukaan bagian dalam pipa pendingin dan kemudian mengalir ke pipa kembali ke kiln. Sebuah saluran bambu dapat digunakan untuk memandu cairan, karena menetes keluar dari pipa pendingin, ke dalam tangki pengumpul.


Saat mengumpulkan tergantung pada warna asap  
Kapan saatnya mengumpulkan cuka kayu adalah hal yang penting dengan memperhatikan warna asap. Karena kenaikan temperatur kilin, suhu dan warna asap berubah.
Pengumpulan harus mulai ketika suhu asap kira-kira 82 o C dan warna asap adalah kuning muda. Pengumpulan harus selesai ketika temperatur mencapai 150 – 180 o C dan asap berubah menjadi biru seperti asap rokok. Asap putih yang muncul saat penyalaan awal harus dihindari karena asap tersebut mengandung kelembaban tinggi dan asap biru bertemperatur tinggi diakhir proses karbonisasi seharusnya tidak dikumpulkan karena asap tersebut berisi tar yang tinggi.

Memurnikan cuka kayu
Ketika memurnikan cuka kayu, suatu wadah seperti ditunjukkan oleh gambar 12 dapat digunakan. Wadah ini harus berkapasitas kira-kira 100 liter dan wadah tersebut harus tahan asam. Wdahharus juga tinggi, paling tidak 3 kali ukuran diameter tempat. Buatlah lubang di dinding wadah dengan jarak seperti pada gambar dan pasanglah pipa anti asam dan kran penyetop di setiap lubang.

Setelah mengumpulkan, cuka kayu mentah masih harus disimpan masih lebih dari satu bulan di wadah ini. Setelah itu, ia akan terpisah menjadi tiga lapisan: minyak ringan di bagian atas, cuka kayu di tengah, dan tar kayu di bagian bawah.
Setelah cuka telah dipisahkan, pertama cabut stopper atas dan kuras minyak ringan. (Dalam kasus wadah bermulut lebar, sendok dapat digunakan). Kemudian kumpulkan cuka kayu olahan dari keran menengah. Akhirnya, kuras tar kayu dari keran bawah.
Untuk penyemprotan langsung pada daun, hanya lapisan tengah cuka kayu harus digunakan. Namun, dalam kasus menerapkan langsung ke tanah, lapisan atas minyak dan cuka dapat digunakan bersama-sama. Dalam kedua kasus, minyak dan cuka harus disaring dengan menuangkan mereka melalui linen atau wol kaca.
Jika cuka kayu dimurnikan lebih jauh dengan arang bubuk, ia dapat digunakan dengan jaminan yang lebih besar. Untuk melakukan ini, tambahkan 2-5% arang bubuk untuk cuka kayu dan aduk rata. Pada awalnya, cuka kayu akan berubah menjadi hitam, tapi setelah dua hari itu akan menjadi transparan karena tar menempel pada arang dan tenggelam. Karena arang dengan kuat menangkap tar dengan porinya, kemudian bubuk arang dapat diaplikasikan pada tanah tanpa akibat yang berbahaya.



Cara Memanfaatkan Minyak ringan dan Tar
Cara termudah untuk menggunakan minyak ringan dan tar lengket yang tersisa setelah penyulingan cuka kayu mentah adalah dengan menggunakannya sebagai bahan bakar. Keduanya terbakar baik karena mereka berminyak.

Tar bisa disaring, diencerkan dan kemudian digunakan sebagai penghilang bau. Selain itu, tar juga dapat digunakan untuk mengusir lipan dan siput dengan menerapkannya pada tanah di sekitar rumah dan menutupinya dengan tanah. Baik minyak ringan maupun tar penyebab pencemaran karena mereka membusuk dengan cepat.